Minggu, 05 Desember 2010

mereka ;:)))

Diposting oleh camila agustiani di 02.40 0 komentar
orang tuaku dan adikku ;)

ini mamah ;)














ini bapak; )







dan ini adikku ;]




ini sahabat2 ku ;)

Rabu, 24 November 2010

CV

Diposting oleh camila agustiani di 07.07 0 komentar

Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi
Nama
Jenis kelamin
Tempat, tanggal lahir
Kewarganegaraan
Sekolah
Tinggi, berat badan
Kesehatan
Agama
Alamat lengkap
Telepon, HP
E-mail


: Kamila Agustiani
: Perempuan
: Bandung, 31 Agustus 1993
: Indonesia
:SMA N 6 Bandung
: 165 cm, 45 kg
: Sangat Baik
: Islam
: Jl. warta no.89b/117 (gatsu) , Bandung
:085722402266
: camilaagustiani@yahoo.com
.
Pendidikan

» Formal

SD : SDN MEKARSARI

SMP : SMP N 3 RANCAEKEK
SMA : SMA N 6 BANDUNG

Berminat mengikuti Casting ini untuk mencari pengalaman , menyalurkan hobbi dan sangat tertarik dalam modelling terutama photo model .




Rabu, 22 September 2010

FRASE NOMINAL VERBAL ADJEKTIVA

Diposting oleh camila agustiani di 02.56 0 komentar
6.1.2 Struktur Frasa
Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa frasa,dapat dibedakan menjadi frasa nominal, frasa verbal, frasa adjektiva, frasa nu¬meral, frasa pronomina, dan frasa preposisional.

6.1.2.1 Frasa Nominal
Frasa nominal adalah frasa yang berinti nominal. Dari segi struktur, hasil gabungan nomina dengan kategori kata yang lain membentuk frasa:
>Frasa endosentrik atributif
>Frasa Nominal Endosentrik Koordinatif
>Frasa Nominal endosentrik apositif
Dari segi fungsi, frasa nominal dapat berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, dan komplemen kiausa atau kalimat. Sementara itu, hasil gabungan unsur pembentukan frasa nominal mengahsilkan makna struktural yang menunjukkan makna pemilikan, asal, sifat, tujuan, aditif, pilihan, penunjuk, urutan, aktivitas, dan lokatif.

6.1.2.2 Frasa Verbal
Frasa verbal adalah frasa yang dibentuk dengan unsur inti verba. Dari segi struktur, hasil gabungan verbadengan kategori kata lain menghasilkan struktur frasa verbal berikut.
a. Frasa verbal endosentrik atributif
b. Frasa endosentrik koordinatif:
c. Frasa verbal eksosentrik objektif

Dari segi fungsi, frasa verbal dapat berfungsi sebagai subjek, predikat, dan komplemen kiausa atau kalimat. Semen-tara itu, gabungan unsur pembentuk frasa verbal mengahsilkan arti struktural frasa yang menyatakan makna aspek, pilihan, cara berlangsungnya peristiwa, tujuan kegiatan, sasaran kegiatan, tempat kejadian, dan penyertaan.

6.1.2.3 Frasa Adjektival
Frasa adjekti val adalah frasa yang berinti adjektiva Dari segi struktur hasil gabungan adjekti va dengan kategori kata lain dalam membentuk frasa adjektival menghasilkan struktur berikut.
a. Frasa adjektival endosentrik atributif
b. Frasa adjektival endosentrik koordinatif:
Dari segi fungsi, frasa adjekti val dapat erfungsi sebagai subjek dan predikat kiausa atau kalimat. Sementar itu, gabungan antara unsur pembentuk frasa adjektival menghasilkan makna struk-turai frasa yang menyatakan makna tingkat positif, tingkat lebih, tihgkat superlatif, pilihan, aditif, aspek, dan pen'awanan.

FRASE II

Diposting oleh camila agustiani di 02.53 0 komentar

FRASA


  1. Pengertian Frasa

Banyak sering memeprmasalahkan antara frasa dengan kata, ada yang membedakannya dan ada juga yang mengatakan bahwa keduanya itu sama. Seperti yang telah dipelajari dalam morfologi bahwa kata adalah adalah satuan gramatis yang masih bisa dibagi menjadi bagian yang lebih kecil. Frasa adalah satuan konstruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan (Keraf, 1984:138). Frasa juga didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 1991:222). Menurut Prof. M. Ramlan, frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan (Ramlan, 2001:139). Artinya sebanyak apapun kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya sebagai Subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan, maka masih bisa disebut frasa.

Contoh:

      1. gedung sekolah itu

      2. yang akan pergi

      3. sedang membaca

      4. sakitnya bukan main

      5. besok lusa

      6. di depan.


Jika contoh itu ditaruh dalam kalimat, kedudukannya tetap pada satu jabatan saja.

  1. Gedung sekolah itu(S) luas(P).

  2. Dia(S) yang akan pergi(P) besok(Ket).

  3. Bapak(S) sedang membaca(P) koran sore(O).

  4. Pukulan Budi(S) sakitnya bukan main(P).

  5. Besok lusa(Ket) aku(S) kembali(P).

  6. Bu guru(S) berdiri(P) di depan(Ket).


Jadi, walau terdiri dari dua kata atau lebih tetap tidak melebihi batas fungsi. Pendapat lain mengatakan bahwa frasa adalah satuan sintaksis terkecil yang merupakan pemadu kalimat.

Contoh:

  1. Mereka(S) sering terlambat(P).

  2. Mereka(S) terlambat(P).

Ket: ( _ ) frasa.


Pada kalimat pertama kata ‘mereka’ yang terdiri dari satu kata adalah frasa. Sedangkan pada kedua kata berikutnya hanya kata ‘sering’ saja yang termasuk frasa karena pada jabatan itu terdiri dari sua kata dan kata ‘sering sebagai pemadunya. Pada kalimat kedua, kedua katanya adalah frasa karena hanya terdiri dari satu kata pada tiap jabatannya.

Dari kedua pendapat tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa frasa bisa terdiri dari satu kata atau lebih selama itu tidak melampaui batas fungsi atau jabatannya yang berupa subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan. Jumlah frasa yang terdapat dalam sebuah kalimat bergantung pada jumlah fungsi yang terdapat pada kalimat itu juga.

Sebelum mengenal lebih jauh tentang frasa, alangkah lebih baiknya jika mengenal tentang fungsi-fungsi sintaksisi, karena fungsi-fungsi itula yang disebut frasa. Fungsi sintaksisi ada lima, yaitu Subjek(S), Predikat(P), Objek(O), Pelengkap(Pel), dan Keterangan(Ket). Dari kelima fungsi tersebut hanya karakteristik dari Keterangan saja yang tidak mempunyai lawan.

  1. Subjek dan Predikat.

    1. Bagian yang diterangkan predikat. Subjek dapat dicari dengan pertanyaan ‘Apa atau Siapa yang tersebut dalam predikat’. Sedangkan predikat adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek. Predikat dapat ditentukan dengan pertanyaan ‘yang tersebut dalam subjek sedang apa, berapa, di mana, dan lain-lain’.

Contoh:

Sedang belajar(P) mereka itu(S).

Fungsi tersebut bisa dibuktikan dengan pertanyaan ‘Siapa yang sedang belajar? Jawabannya ‘mereka itu’.


    1. Berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina. Sedangkan predikat bisa berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia, atau pun preposisi.

    2. Jika diubah menjadi kalimat tanya, subjek tidak dapat diberi partikel –kah. Predikat dapat diberi partikel –kal.

Contoh:

Merka itu(S) sedang belajar(P).

Sedang belajarkah mereka itu?

Merekakah sedang belajar? (salah)


  1. Objek dan Pelengkap.

    1. Objek berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina, sedangkan pelengkap berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia, preposisi, dan pengganti nomina.

    2. Objek mengikuti predikat yang berupa verba transitif(memerlukan objek) atau semi-transitif dan pelengkap mengikuti predikat yang berupa verba intransitif(tidak memerlukan objek).

    3. Objek dapat diubah menjadi subjek dan pelengkap tidak dapat diubah menjadi subjek.

Contoh:

  1. Transitif(memerlukan objek)

    1. Orang itu(S) menjual(P). (Salah)

    2. Orang itu(S) menjual(P) es kelapa muda(O)

  2. Semi-transitif (bisa atau tidak perlu objek)

    1. Orang itu(S) minum(P).

    2. Orang itu(S) minum(P) es kelapa muda(O).

    3. Es kelapa muda(S) diminum(P) orang itu(O).

  3. Intransitif(tidak memerlukan objek).

    1. Tidak lengkap. Orang itu(S) mandi(P).

    2. Semi-lengkap.

      1. Orang itu(S) berjualan(P).

      2. Orang itu(S) berjualan(P) es kelapa muda(Pel).

    3. Lengkap.

      1. Organisasi itu(S) berlandaskan(P). (salah)

      2. Organisasi itu(S) berlandaskan(P) kegotongroyongan(Pel).


  1. Keterangan.

    1. Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek, predikat, objek atau pelengkap.

    2. Berupa frasa nomina, preposisi, dan konjungsi.

    3. Mudah dipindah-pindah, kecuali diletakkan diantara predikat dan objek atau predikat dan pelengkap.

Contoh:

Dulu(Ket) orang itu(S) menjual(P) es kelapa muda(O) di jalan surabaya(Ket).


  1. Jenis Frasa

Jenis frasa dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya (pemadunya) dan berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya.

  1. Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan Unsurnya (Pemadunya).

Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya (pemadunya, frasa dibagi menjadi dua, yaitu Frasa Endosentris dan Frasa Eksosentris.

    1. Frasa Endosentris, kedudukan frasa ini dalam fungsi tertentu, dpat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu yang disebut unsur pusat (UP). Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang memiliki unsur pusat.

Contoh:

Sejumlah mahasiswa(S) diteras(P).


Kalimat tersebut tidak bisa jika hanya ‘Sejumlah di teras’ (salah) karena kata mahasiswa adalah unsur pusat dari subjek. Jadi, ‘Sejumlah mahasiswa’ adalah frasa endosentris.

Frasa endosentris sendiri masih dibagi menjadi tiga.

  1. Frasa Endosentris Koordinatif, yaitu frasa endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang berbeda diantara unsurnya terdapat (dapat diberi) ‘dan’ atau ‘atau’.

Contoh:

  1. rumah pekarangan

  2. suami istri dua tiga (hari)

  3. ayah ibu

  4. pembinaan dan pembangunan

  5. pembangunan dan pembaharuan

  6. belajar atau bekerja.


  1. Frasa Endosentris Atributif, yaitu frasa endosentris yang disamping mempunyai unsur pusat juga mempunyai unsur yang termasuk atribut. Atribut adalah bagian frasa yang bukan unsur pusat, tapi menerangkan unsur pusat untuk membentuk frasa yang bersangkutan.

Contoh:

  1. pembangunan lima tahun

  2. sekolah Inpres

  3. buku baru

  4. orang itu

  5. malam ini

  1. sedang belajar

  2. sangat bahagia.


Kata-kata yang dicetak miring dalam frasa-frasa di atasseperti adalah unsur pusat, sedangkan kata-kata yang tidak dicetak miring adalah atributnya.

  1. Frasa Endosentris Apositif, yaitu frasa endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang sama. Unsur pusat yang satu sebagai aposisi bagi unsur pusat yang lain.

Contoh:

Ahmad, anak Pak Sastro, sedang belajar.

Ahmad, …….sedang belajar.

……….anak Pak Sastro sedang belajar.

Unsur ‘Ahmad’ merupakan unsur pusat, sedangkan unsur ‘anak Pak Sastro’ merupakan aposisi. Contoh lain:

  1. Yogya, kota pelajar

  2. Indonesia, tanah airku

  3. Bapak SBY, Presiden RI

  4. Mamad, temanku.


Frasa yang hanya terdiri atas satu kata tidak dapat dimasukkan ke dalalm frasa endosentris koordinatif, atributif, dan apositif, karena dasar pemilahan ketiganya adalah hubungan gramatik antara unsur yang satu dengan unsur yang lain. Jika diberi aposisi, menjadi frasa endosentris apositif. Jika diberi atribut, menjadi frasa endosentris atributif. Jika diberi unsur frasa yang kedudukannya sama, menjadi frasa endosentris koordinatif


    1. Frasa Eksosentris, adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya. Frasa ini tidak mempunyai unsur pusat. Jadi, frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai UP.

Contoh:

Sejumlah mahasiswa di teras.


  1. Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur Pusatnya.

Berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, frasa dibagi menjadi enam.

    1. Frasa nomina, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori nomina. UP frasa nomina itu berupa:

  1. nomina sebenarnya

contoh:

pasir ini digunakan utnuk mengaspal jalan

  1. pronomina

contoh:

dia itu musuh saya

  1. nama

contoh:

Dian itu manis

  1. kata-kata selain nomina, tetapi strukturnya berubah menjadi nomina

contoh:

dia rajinrajin itu menguntungkan

anaknya dua ekordua itu sedikit

dia berlariberlari itu menyehatkan

kata rajin pada kaliat pertam awalnya adalah frasa ajektiva, begitupula dengan dua ekor awalnya frasa numeralia, dan kata berlari yang awalnya adalah frasa verba.


    1. Frasa Verba, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat diberi) kata ‘sedang’ untuk verba aktif, dan kata ‘sudah’ untuk verba keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi kata’ sangat’, dan biasanya menduduki fungsi predikat.

Contoh:

Dia berlari.

Secara morfologis, kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara sintaktis dapat diberi kata ‘sedang’ yang menunjukkan verba aktif.

    1. Frasa Ajektifa, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori ajektifa. UP-nya dapat diberi afiks ter- (paling), sangat, paling agak, alangkah-nya, se-nya. Frasa ajektiva biasanya menduduki fungsi predikat.

Contoh:

Rumahnya besar.

Ada pertindian kelas antara verba dan ajektifa untuk beberapa kata tertentu yang mempunyai ciri verba sekaligus memiliki ciri ajektifa. Jika hal ini yang terjadi, maka yang digunakan sebagai dasar pengelolaan adalah ciri dominan.

Contoh:

menakutkan (memiliki afiks verba, tidak bisa diberi kata ‘sedang’ atau ‘sudah’. Tetapi bisa diberi kata ‘sangat’).

    1. Frasa Numeralia, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori numeralia. Yaitu kata-kata yang secara semantis mengatakan bilangan atau jumlah tertentu. Dalam frasa numeralia terdapat (dapat diberi) kata bantu bilangan: ekor, buah, dan lain-lain.

Contoh:

dua buah

tiga ekor

lima biji

duapuluh lima orang.

    1. Frasa Preposisi, frasa yang ditandai adanya preposisi atau kata depan sebagai penanda dan diikuti kata atau kelompok kata (bukan klausa) sebagai petanda.

Contoh:

Penanda (preposisi) + Petanda (kata atau kelompok kata) di teras

ke rumah teman

dari sekolah

untuk saya


    1. Frasa Konjungsi, frasa yang ditandai adanya konjungsi atau kata sambung sebagai penanda dan diikuti klausa sebagai petanda. Karena penanda klausa adalah predikat, maka petanda dalam frasa konjungsi selalu mempunyai predikat.

Contoh:

Penanda (konjungsi) + Petanda (klausa, mempunyai P)

Sejak kemarin dia terus diam(P) di situ.

Dalam buku Ilmu Bahasa Insonesia, Sintaksis, ramlan menyebut frasa tersebut sebagai frasa keterangan, karena keterangan menggunakan kata yang termasuk dalam kategori konjungsi.


FRASA(E)

Diposting oleh camila agustiani di 02.52 0 komentar

Konsep Frasa

1) Pengertian Frasa

Secara sepintas tidak sulit mengenal hakikat frasa. Cukup banyak ditemukan defenisi frasa yang pada hakikatnya mempunyai konsep sama namun dari segi redaksional terdapat beberapa perbedaan. Secara umum frasa dikenal sebagai suatu satuan linguistic di atas kata. Untuk lebih jelasnya hakikat frasa dikemukakan beberapa pengertian para ahli bahasa.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Mulyono, dkk, 1991: 281) dikemukakan bahwa frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Sejalan itu, Parera (1993 : 32) mengemukakan bahwa frasa adalah suatu konstruksi yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih, baik dalam bentuk sebuah pola kalimat maupun tidak. Senada dengan pengertian di atas Ramlan (dalam Djumingin, 2001: 3) mengemukakan bahwa frasa dalah satuan limguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas subjek atau predikat dengan kata lain sifatnya tidak predikatif. Demikian pula yang di kemukakan oleh Chaer (1994: 222) bahwa frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis dalam kalimat.


Dari keempat pengertian frasa yang di kemukakan di atas, tampaknya tidak mempunyai perbedaan yang mendasar, kecuali dari segi redaksi kalimat. Dari pengertian frasa di atas dapat di kemukakan beberapa unsur dalam frasa, yaitu: 1) frasa terdiri dari dua kata atau lebih, 2) nonpredikat, 3) dapat menduduki fungsi sintaksis. Dari ketiga unsur tersebut dapat disimpulkan bahwa frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang non predikatif yang dapat menduduki fungsi sintaksis.

Untuk memperjelas hakikat frasa, ada baiknya dikemukakan contoh sebagai berikut :

Baju baru itu
Sedang membaca
Kemarin siang
Anak nakal itu
Sangat mahal
Kepala ibunya
Di dapur

Gabungan kata di atas merupakan frasa, karena merupakan kontreuksi yang nonpredikat. Salah satu contoh yaitu baju baru itu, dapat menduduki fungsi sintaksis seperti subjek, predikat, objek dan keterangan. Misalnya Tuti membeli baju baru itu. Baju baru itu menduduki fungsi sintaksis sebagai objek. (Tuti : Subjek, membeli : Predikat). Jadi, baji baru itu merupakan frasa meskipun terdiri atas tiga kata.

2) Penggolongan Frasa

Membicarakan frasa tampaknya sangat beragam karena harus dilihat dari berbagai sudut pandang. Memahami ragam frasa secara umum biasanya dilihat dari tiga sudut pandang, namun secara umum kebanyakan orang membedakan frasa atas dua golongan besar, yaitu frasa endosentris dan frasa eksosentris.

Untuk lebih jelasnya, kedua golongan tersebut akan diuraikan berdasarkan berbagai referensi :

a) Frasa Endosentris

Sutarno (1979 : 128) mengemukakan bahwa frasa endosentris adalah frasa yang satuan kontruksinya berdistribusi dan berfungsi sama dengan salah satu anggota pembentuknya. dengan kata lain, frasa yang mempunyai fungsi yang sama dengan salah satu atau semua unsur langsungnya. Dari pengertian frasa endosentris tersebut dapat dipahami, bahwa dalam frasa endosentris terdapat dua unsur, yaitu unsur pusat dan unsur atribut.

Secara umum frasa endosentris dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu endosentris atribut, endosentris koordinatif dan endosentris apositif.

1. Frasa Endosentris Atributif

Frasa endosentris Atributif adalah frasa yang kedudukan unsurnya berbeda.
Contoh :

Gadis cantik jelita menari di panggung.
Frasa yang terdapat dalam kalimat tersebut antara lain :
Gadis cantik jelita
Frasa gadis cantik jelita terdiri atas dua unsur langsung, yaitu :
Gadis
Cantik jelata

Dalam pemakaiannya (distribusinya) frasa gadis cantik jelita, sama fungsinya dengan pemakaian unsur gadis, terbukti dalam kalimat :
Gadis cantik jelita menari di panggung.
Gadis menari di panggung.

Fungsi frasa gadis cantik jelita dalam kalimat diatas sebagai subjek, dan unsur gadis juga menduduki fungsi sebagai subjek. Dengan demikian, dapat dikatakan, bahwa frasa gadis cantik jelita sama fungsinya dengan salah satu unsurnya. Oleh karena itu, frasa gadis cantik jelita terdiri atas dua unsur inti dan unsur keterangan (atribut), maka frasa tersebut secara lengkap disebut frasa endosentris atribut.

Contoh lain :
Tiap-tiap hari
Amatbagus
Sepatahkata
Uang pembayaran utang
Guru besar
Panjang tangan

2. Frasa Endosentris Koordinatif

Frasa endosentris koordinatif adalah frasa yang kedudukan unsurnya sama.dalam kalimat ; Gadis cantik jelita menari di pentas, frasa yang terdapat dalam kalimat tersebut dapat juga :

cantik jelita
Frasa cantik jelita terdapat dua unsur langsung, yaitu :
cantik
jelita

Dalam pemakaiannya (distribusinya) frasa cantik jelita, sama fungsinya dengan pemakaian unsur cantik, terbukti dalam kalimat :
Gadis cantik jelita menari di panggung.
Gadis cantik menari di panggung.
Gadis jelita menari di panggung.

Fungsi frasa cantik jelita dalam kalimat di atas sebagai keterangan subjek, serta unsur jelita juga menduduki fungsi sebagai keterangan subjek. Jadi fungsi kedua unsurnya bukan sebagai inti dan keterangan sebagaimana dalam frasa endosentris atributif, tetapi sebagai inti dan inti.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa frasa cantik jelita terdiri atas inti dan inti, maka frasa tersebut secara lengkap disebut frasa endosentris koordinatif.

Contoh lain :
untung rugi
susah senang
magah perkasa
makan minum
dua tiga orang
besar kecil

3. Frasa Endosentris Apositif

Frasa endosentris apositif pada hakikatnya pengembangan Frasa endosentris koodinatif. Hanya dari segi hubungan unsur yang salah satunya diterangkan dan salah satunya menerangkan.

Contoh :
Kekasihku Ani melambaikan tangan
Kalimat di atas terdiri atas frasa kekasihku Ani
Frasa kekasihku Ani terdiri atas dua unsur langsung yaitu :
Kekasihku
Ani

Dalam pemakaiannya (distribusinya) frasa cantik jelita, sama fungsinya dengan pemakaian unsur kekasihku Ani, terbukti dalam kalimat :
Kekasihku Ani melambaikan tangan
Kekasihku melambaikan tangan
Ani melambaikan tangan

Fungsi distribusi kekasihku Ani dalam kalimat di atas sebagai subjek. Unsurkekasihku dan Ani juga menduduki fungsi sebagai objek. Jadi, kedudukan kedua unsur frasa kekasihku Ani ialah inti dan inti (setara). Oleh karena, frasa kekasihku Ani sama fungsinya dengan kedua unsurnya, sehingga disebut frasa endosentris. Akan tetapi, jika diperhatikan segi hubungan unsurnya yang terdiri atas :

Kekasihku sebagai unsur diterangkan, sedangkan Ani berfungsi sebagai unsur yang menerangkan. Oleh karena itu, frasa kekasihku Ani lengkapnya disebut frasa endosentris apositif.

Contoh lain :
Yanti kekasihnya
Hayati istrinya
Amir adiknya
Erwin kakaknya
Bahar teman karibnya

b) Frasa Eksosentris

Sutarno (1979 : 137) mengemukakan, bahwa frasa eksosentris adalah frasa yang dalam kalimat/kesatuan bahasa yang lebih besar mempunyai fungsi (lingkungan distribusi) tidak sama dengan unsur langsungnya atau tidak mengikuti unsur langsungnya.

Adapun jenis frasa eksosentris adalah frasa eksosentris preposisional, frasa eksosentris objektif, frasa eksosentris predikatif. Frasa eksosentris konjuktif.

1. Frasa Eksosentris Preposisional

Frasa eksosentris preposisional adalah frasa eksosentris yang salah satu terdiri atas preposisi.

Contoh :
Gadis cantik jelita menari di panggung
Frasa yang terdapat dalam kalimat tersebut antara lain :
di panggung
frasa di panggung terdiri atas dua unsur langsung yaitu :
di
panggung

Dalam pemakaiannya (distribusinya) frasa di panggung tidak sama fungsinya dengan pemakaian unsur di dan tidak sama juga dengan unsur panggung.

Perhatikan pemakaiannya dalam kalimat berikut :
Gadis cantik jelita menari di… (tidak berfungsi sebagai keterangan tempat dan tidak berterima)
Gadis cantik jelita menari …panggung (tidak berfungsi sebagai keterangan tempat dan tidak berterima)

Dari contoh kalimat di atas, jelas bahwa fungsi frasa di panggung tidak sama fungsinya dengan salah satu unsurnya. Oleh karena itu disebut frasa eksosentris. Frasa di panggung unsur langsungnya terdiri atas preposisi dan kata/frasa, maka frasa di panggung disebut frasa eksosentris preposisional.

Contoh lain :
Di atas meja
untuk dinikmati
kepada ibunya
kekantor
dengan gembira
di pasar

2. Frasa Eksosentris Objektif

Frasa Eksosentris Objektif adalah frasa eksosentris yang kedudukannya salah satu unsurnbya berfungsi sebagai objek.

Contoh :
Ani melambaikan tangannya kepada penari.
Dalam kalimat Ani melambaikan tangannya kepada penari, frasa yang terdapat dalam kalimat tersebut antara lain
Melambaikan tangannya
Frasa melambaikan tangannya terdiri atas dua unsur langsung yaitu :
Melambaikan
tangannya

Dalam pemakaiannya (distribusinya) fasa melambaikan tangannya tidak sama fungsinya dengan pemakain unsur melambaikan dan tidak sama pula dengan unsur tangannya, hal ini terbukti dalam kalimat :

Ani melambaikan tangan kepada penari.
(berfungsi sebagai predikat)
Ani melambaikan kepada penari (bukan berfungsi sebagai predikat dan tidak berterima).
Ani tanganya kepada penari (bukan berfungsi sebagai predikat dan tidak berterima).

Dari uraian diatas, jelas dipahani bahwa fungsi frasa melambaikan tangannya tidak sama dengan fungsi salah satu unsurnya. Oleh karena itu, disebut frasa eksosentris. Frasa melambaikan tangannya unsur langsungnya terdiri atas kata kerja dan kata lain (kata benda) sebagai objek maka frasamelambaikan tangannya digolongkan frasa eksosentris objektif.

Contoh lain :
membaca Koran
menanam sayur
lari kencang
makan daging
menyusun naskah
menyampaikan pesan
mengemukakan usul
mencangkul kebun
menggali sumur
dan sebagainya

3. Frasa Eksosentris Predikatif

Frasa eksosentris predikatif adalah frasa eksosentris yang salah satu unsurnya berfungsi sebagai predikat dan unsurnya dapat dipertukarkan.

Contoh :
Gadis cantik menari, kekasihku Ani melambaikan tangannya.

Dalam kalimat kekasihku Ani melambaikan tangannya kepada penari di pentas, frasa yang terdapat dalam kalimat tersebut antara lain :
Gadis cantik menari, kekasihku Ani melambaikan tangannya
Frasa kekasihku Ani melambaikan tangannya terdiri atas dua unsur langsung yaitu :
kekasihku Ani
melambaikan tangannya.

Dalam pemakaiannya (distribusinya) fasa kekasihku Ani melambaikan tangannya tidak sama fungsinya dengan pemakain unsur kekasihku Ani dan tidak sama pula dengan unsur melambaikan tangannya, hal ini terbukti dalam kalimat :

Gadis cantik menari, kekasihku Ani melambaikan tangannya kepada penari.
(berfungsi sebagai keterangan akibat).
Gadis cantik menari kekasihku Ani (tidak berfungsi sebagai keterangan akibat).
Gadis cantik menari, melambaikan tangannya (tidak berfungsi sebagai keterangan akibat).

Dari contoh di atas, jelas dipahami bahwa fungsi frasa melambaikan tangannya tidak sama dengan fungsi salah satu unsurnya. Oleh karena itu, disebut frasa eksosentris. Jika diperhatikan unsur kekasihku Ani melambaikan tangannya merupakan pertemuan antara subjek dan predikat terbukti oleh renggangnya hubungan, sehingga kedua unsur itu dapat dipertukarkan tempatnya dengan mengubah maksud strukturnya yaitu melambaikan tangannya kekasihku Ani.

Contoh lain :
Waktu ayahku datang, Ibu memasak di dapur.
Ketika tamu sudah berdatangan, para petugas sibuk sekali

4. Frasa Eksosentris konjungktif

Frasa eksosentris konjungktif adalah frasa eksosentris yang kedudukannya salah satu unsurnya sebagai konjungsi atau kata sambung

Contoh
Ketika ayahku datang, Ibu memasak di dapur.
Dalam kalimat ketika ayahku datang, ibu memasak di dapur. Frasa yang terdapat dalam kalimat tersebut antara lain
ketika ayahku datang, ibu memasak di dapur
ketika ayahku datang, terdiri atas dua unsur langsung yaitu :
ketika
Ayahku datang

Dalam pemakaiannya (distribusinya) frasa ketika ayahku datang tidak sama fungsinya dengan pemakain unsur ketika dan tidak sama pula dengan unsurayahku datang. Hal ini terbukti dalam kalimat sebagai berikut :

ketika ayahku datang, ibu memasak di dapur (berfungsi sebagai keterangan waktu). Ketika, ibu memasak di dapur (bukan keterangan waktu/bukan pertemuan yang bermakna/bukan gramatikal). Ayahku datang, ibu memasak di dapur (tidak berfungsi sebagai keterangan waktu).

Dari contoh di atas, jelas dipahami bahwa fungsi frasa ketika ayahku datangtidak sama dengan fungsi salah satu unsurnya. Oleh karena itu, disebut frasa eksosentris. karena unsurnya terdiri kata sambung (kongjungsi) maka frasaketika ayahku datang digolongkan frrasa eksosentris konjungktif

Contoh lain :
Waktu turun hujan lalu lintas sepi.
Saya pergi ke dokter, karena badan tidak sehat
Kita akan lulus ujian, bila rajin belajar.
Ia belum yakin, bahwa anaknya lulus.
Amir tidak pergi ke sekolah, karena sakit.
Orang itu berlari cepat, sehingga jatuh.
Jika hari tidak hujan, saya akan datang.
Ia pandai, tetapi malas.
Nur bukan anak saya, melainkan anak pak Ali.
Sedangkan tuan tidak sanggup mengerjakannya, apalagi saya.

Penggolongan frasa adakalanya dikategorikan sebagaimana yang telah diuraikan terdahulu, namun seperti halnya, digolongkan dalam kelas atau jenis. Maka frasa dapat juga digolongkan dalam beberapa jenis, yaiti ; frasa nomina, frasa verba, frasa adjektiva, frasa keterangan, dan frasa penanda (Sutarno, 1979).

1. Frasa Nomina (Benda)

Frasa nomina atau ( benda) adalah frasa yang mempunyai fungsi sama dengan kata benda biasanya menjadi subjek atau objek

Contoh :
Kami mendengar pidato presiden.
pidato presiden kami dengarkan
Ani membeli buku bahasa Indonesia.
Ia menyaksikan ombak memutih.
Ayah membeli kerbau dua ekor.

2. Frasa Verba (Kerja)

Frasa Verba (Kerja) adalah frasa yang unsur intinya sebagai kerja

Contoh :
Pesawat itu akan mendarat.
Pemuda itu sering merayu.
Ani sudah makan.
Murid-murid sering makan dan minum di kantin.
Kami boleh menyanyi atau menari.
Amir sedang membaca Koran.
Anak itu bermain lompat tali.

3. Frasa Adjektiva (Sifat)

Frasa Adjektiva (Sifat) adalah frasa yang unsur intinya sebagai sifat.

Contoh :
Buku itu terlalu banyak.
Gedung baru itu sangat megah.
Bunga itu sangat indah.
Ani menyanyi dengan gembira.
Bunga itu warnanya merah jambu.
Anak itu bodoh sekali.
Pohon kelapa itu tinggi sekali.
Ibu membeli baju putih.
Bapak menjual mobil tua itu.

4. Frasa Keterangan

Frasa keterangan adalah frasa yang unsur intinya berupa keterangan

Contoh :
Paman pergi ke Makassar tadi pagi.
Tuti rajin berolahraga supaya sehat.
Adik pergi ke pasar bersama Ibu.
Persoalan itu diselesaikan secara hukum.
Rahman membeli sepatu baru kemarin siang.
Nenek saya meninggal tahun lalu.

5. Frasa Penanda

Frasa penanda adalah frasa yang diawali dengan penanda (preposisi konjungsi, dan sebagainya)

Contoh :
Ia mengirimkan hadiah ulang tahun kepada Ibunya.
Anak ayam itu mati karena kepanasan.
Ibu memasak di dapur.
Ayah pergi ke kantor.
Ia belum yakin bahwa anaknya lulus.
Ia pandai tetapi malas.
Kita akan lulus ujian bila rajin belajar.
Orang itu berlari cepat sehingga jatuh.
Adik rajin belajar supaya pintar.



Senin, 06 September 2010

gtau

Diposting oleh camila agustiani di 23.44 0 komentar
pusing pusing pusing .
pokonya aku pusing sekarang .....
zzzzz
gogg goog gooog .errrrrrrrrrr
ahh sebel .

Sabtu, 21 Agustus 2010

10 cara mendapatkan dan mmpertahankan persahabatan

Diposting oleh camila agustiani di 05.44 0 komentar
Sahabat itu memang bukan sekadar menjadi teman curhat, teman gaul, tapi juga teman kita di segala suasana, suka maupun duka. Nggak heran, saking pentingnya, maka harga persahabatan itu tak bisa ditawar-tawar. Bahkan tidak pernah bisa tergantikan.

Itulah kenapa tidak sedikit orang yang mengaku menjalin sebuah pertemanan itu sulit, apalagi membangun persahabatan yang diyakini lebih kental unsur kedekatannya itu. Padahal, upaya dan inisiatif mereka dalam membangun persahabatan, tidak bisa dikatakan sembarangan. Bukan cuma rajin menelepon atau mengundang main ke tempat kos, tapi ada juga yang sampai memenej waktu sedemikian rupa agar bisa kursus bahasa Jepang bersama-sama. Kalau begitu, dimana letak kesalahnnya?
Mungkin nggak ada yang salah. Tapi, untuk mendapat sahabat sejati itu memang perlu bersabar. Hal terpenting adalah tidak memaksakan kehendak. Biarkan benih kebersamaan muncul dan tumbuh secara alami. Ada baiknya juga untuk berpegang pada filosofi To have a friend, be a friend. Artinya, bila ingin mendapatkan sahabat, maka Anda harus menjadi sahabat bagi orang itu.
Selain berpegang pada filosofi itu, guna mendapatkan kualitas persahabatan yang solid, Anda bisa mengikuti beberapa langkah berikut ini:
1. Jadilah diri sendiri. Jika Anda percaya kalau diri Anda cukup worthy bagi sebuah persahabatan, maka sikap dan perilaku Anda akan terlihat dari segala hal yang Anda lakukan. Nah, banyak orang yang merasa nyaman dan berpikir positif bila berkawan dengan mereka yang memiliki rasa percaya diri yang cukup baik.
2. Loyal. Sifat loyal merupakan salah satu pilar utama dalam sebuah persahabatan yang solid. Bagaimana tidak. Anda tentunya ingin dipercaya dan bisa mempercayai sahabat Anda bukan? Pun Anda tentu ingin sahabat Anda tetap bersama Anda di saat Anda tengah dalam kesulitan, begitu juga sebaliknya. Untuk itulah dibutuhkan yang namanya rasa setia.
3. Tidak anti kritikan. Sahabat yang sebenarnya konon adalah mereka yang tidak cuma rajin memuji tapi gemar pula memberi kritikan positif. Untuk itu Anda tak perlu anti dengan kritikan mereka karena toh tujuannya demi kebaikan Anda juga bukan?
4. Ringan tangan. Sahabat Anda akan sangat menghargai segala kebaikan dan pertolongan yang Anda berikan. Terlebih jika Anda melakukannya dengan ketulusan hati tanpa embel-embel sesuatu dan tanpa harus diminta olehnya.
5. Fair-minded. Sebagai sahabat, tentunya akan lebih baik jika Anda menelaah sebuah persoalan bersama dari sudut pandang yang berbeda. Cara tersebut kemungkinan akan lebih cepat menyelesaikan permasalahan.
6. Mau mendengar. Dalam menjalin persahabatan, Anda sebaiknya bukan cuma asal mendengar curhat-nya, tapi cobalah untuk memberikan perhatian dan jangan memonopoli pembicaraan.
7. Jangan gunakan teman Anda sebagai penasihat pribadi. Kenapa? Dikit-dikit, curhat, pasti bikin Anda jadi teman yang membosankan. Lain halnya bila Anda telah bertanya pada sahabat Anda apakah ia mau mendengarkan masalah Anda.
8. Berbagi kebahagiaan dengan sahabat. Jangan cuma waktu curhat saja Anda ingat teman, tapi waktu lagi bahagia juga perlu.
9. Jangan lupa ultah teman. Mengingat hari-hari khusus teman adalah keharusan. Kirim kartu atau bunga, untuk menunjukkan bahwa sahabat Anda bernilai besar.
10. Tunjukkan bahwa Anda memikirkan dia ketika Anda tidak bersamanya. Caranya macam-macam, bisa kirim kartu, e-mail, SMS, atau tinggalkan pesan di teleponnya, bila tidak sempat bertemu. Atau, bisa juga Anda kirim artikel dari majalah yang dia sukai

10 Cara bangkit dari kesedihan

Diposting oleh camila agustiani di 05.40 0 komentar
Setiap orang pasti pernah mengalami masa-masa sulit. Penyebabnya macam-macam, bisa karena sedang patah hati, sakit secara fisik, bokek alias tidak punya uang, dan semacamnya. Pada saat-saat seperti itu, bisa jadi orang mengalami frustrasi, depresi, dan ekstremnya, mencoba bunuh diri.
Mudah-mudahan Anda tidak usah seperti itu. Coba tip di bawah ini untuk menemukan kembali semangat diri.
1. Ayunkan tubuh dan bernyanyi
Pasang musik favorit, terutama yang berirama disko atau dance. Sambil bergoyang, Anda juga bisa ikut menyanyi.
2. Tersenyum
Tersenyum bisa ‘mengakali’ otak. Maksudnya, karena otot-otot Anda memaksakan senyum, otak akan berpikir bahwa Anda sedang senang.
3. Habiskan waktu dengan orang-orang tercinta
Ada orang yang senang kongkow dengan teman-temannya, ada juga yang senang bermain dengan anak-anak kecil. Terserah yang mana pilihan Anda, yang jelas pilihan kedua amat menyenangkan. Bayangkan Anda mencubit pipi seorang bocah, menyaksikan keriangannya menjilat es krim, bermain di kolam renang, atau melakukan apa pun. Percayalah, keriangan anak-anak akan menular pada Anda.
4. Hadiahi diri Anda sendiri
Kalau ada pekerjaan yang tidak Anda sukai, jangan ditunda. Segera kerjakan, supaya setelah itu usai, Anda bisa memberi kado bagi diri Anda sendiri. Hadiahnya tak usah mahal-mahal amat, bisa berupa memanjakan diri di spa atau salon, berendam di kamar mandi, membaca majalah atau buku, atau tak melakukan apa pun sambil mengunyah dua keping cokelat.
5. Bersihkan sekeliling Anda
Keadaan yang kacau balau memang bikin dada sesak. Karena itu, bebenahlah. Biarkan segala sesuatu berada di tempat yang seharusnya. Seni kuno Feng Shui menyebutkan bahwa mengenyahkan kekacaubalauan di suatu tempat berarti akan mengusir energi negatif dari sana. Cobalah.
6. Lakukan tindakan
Bila ada sesuatu yang membuat Anda cemas, entah itu kesehatan, pekerjaan, atau kehidupan rumah tangga, lakukan sesuatu. Jangan biarkan suatu masalah menjadi berlarut-larut, menggerogoti kebahagiaan Anda, dan ‘menikam’ apa yang seharusnya Anda peroleh.
7. Berpikir positif
Para konsultan psikologis tak akan pernah bosan menghadiahi kedua kata ini. Sebab, ujung-ujungnya, segala masalah bisa terasa lebih ringan kalau Anda selalu berusaha berpikir positif.
8. Jadi orang yang kreatif
Kalau cuma duduk melamun sambil mengeluh bahwa dunia ini tidak adil, sudah jelas dunia ini memang ‘terasa’ tidak adil. Anda tidak punya kesibukan, sih. Cari sesuatu yang menyibukkan diri, seperti mengerjakan pekerjaan tangan, memasak, berkebun, meredekorasi rumah, dan sebagainya.
9. Menulis
Banyak ahli setuju bahwa menulis dapat menghilangkan stres. Cobalah dengan menuangkan apa yang Anda alami ke dalam selembar kertas. Anda akan kaget melihat hasilnya.
10. Berolahraga
Manfaat olahraga pasti sudah Anda ketahui. Tapi, melakukannya ketika Anda sedang sedih, bisa jadi membawa kegunaan lain. Di antaranya adalah, membuat Anda lupa masalah, dan membawa semangat baru.
semoga bermanfaat temen temen :)

Apakah betul manusia Indonesia sebenarnya lebih unggul dibanding bangsa-bangsa lainnya di dunia ?

Diposting oleh camila agustiani di 04.56 0 komentar
Saat ini banyak anak-anak Indonesia yang memenangi berbagai lomba Olimpiade Sains di dunia. Menang, berarti mereka tidak sejajar dengan anak-anak dari bangsa lain, melainkan lebih unggul, paling unggul. Keunggulan manusia Indonesia sebenarnya telah terbukti sepanjang sejarah.

Sukarno disebut Presiden Amerika John F. Kennedy sebagai 'Washington' dan 'Jeffersonnya' Indonesia. Washington adalah Bapak Bangsa Amerika, yang membawa kemerdekaan bagi bangsa Amerika. Thomas Jefferson, dianggap sebagai presiden paling jenius dalam sejarah Amerika. Selain presiden dia juga dikenal sebagai arsitek, ahli arkeologi, penemu, pendiri Universitas Virginia, penulis buku dan masih banyak peran lagi. Dan Sukarno, disamakan dengan Washington dan Jefferson, tidak hanya 1 Bapak Bangsa Amerika, tapi 2 sekaligus.

Hatta adalah sebuah karakter yang dahsyat. Hatta pernah bersumpah tidak akan kawin sebelum Indonesia merdeka, dan dia benar-benar melakukannya (tidak ada bapak bangsa lain yang melakukan ini, termasuk Washington, Sukarno, atau Gandhi). Keteguhannya benar-benar ekstrim. Berkali-kali dipenjara, dibuang sampai ke Digul, Irian, tapi kegigihannya untuk memperjuangkan Indonesia malah bertambah besar.

Gubernur Jenderal Belanda, De Jonge, menganggap Hatta bahkan lebih berbahaya dari Sukarno. Hatta dalam kunjungannya ke Jepang dipanggil dengan sebutan "Gandhi of Java" (Maret 1933). Hatta, seperti Gandhi, memang melambangkan sebuah karakter yang unggul, kuat, cerdas, memiliki keteguhan moral yang tinggi, kemanusiaan, dan kemampuan. Kemampuan untuk membangkitkan sebuah bangsa, bangsa yang besar.

Seberapa hebat mereka dibanding para Bapak Bangsa yang lain? 4 negara terbesar di dunia: China, India, Amerika, dan Indonesia. 3 bangsa yang pertama umumnya hanya mempunyai 1 mayoritas. Di Amerika, mayoritasnya adalah orang kulit putih Anglo-Saxon, berbahasa Inggris. Begitu juga di China dan India. Menyatukannya relatif lebih mudah. Sedangkan Indonesia, sangat kompleks. Sukunya berbeda-beda, jumlahnya sangat banyak, budayanya berbeda, karakternya berbeda, dan bahasanya juga tentu berbeda-beda. Tapi Sukarno-Hatta, mereka mampu menyatukan semuanya.

Kartini, adalah satu lagi lambang keunggulan manusia Indonesia. Dia pernah secara khusus dimintai pendapat oleh penasehat ahli menteri Belanda, Mr Slingenberg, sebelum Belanda melaksanakan Politik Etis. Umurnya waktu itu? 20 tahun.

Kartini, bukan orang biasa. Dia sudah sangat dikenal di kalangan intelektual Belanda sejak usia belasan tahun karena pemikiran-pemikirannya yang sangat tajam tentang pendidikan dan pembangunan manusia secara umum. Dia telah berhasil menemukan "rahasia" kemajuan peradaban dengan secara sangat intens belajar dari kemajuan bangsa-bangsa Eropa (Lihat visi besar Kartini dari buku "Kartini, Sebuah Biografi" karya Sitisoemandari Soeroto, bukan dari "Habis Gelap Terbitlah terang").

Kartini mempunyai kakak super jenius bernama Kartono (R.M.P Sosrokartono). Dia pernah bekerja di New York sebagai koresponden New York Herald. Tapi itu tidak istimewa. Di Belanda dia dijuluki Talenwonder, manusia ajaib karena menguasai 26 bahasa sekaligus! Dia bahkan juga pernah menjadi penerjemah tunggal di Liga Bangsa-Bangsa! (Kartini Biografi, Mohammad Hatta, Memoir)

Apakah mereka semua itu memang istimewa? Berbeda? "Dari lahirnya sudah seperti itu"? Tidak sama dengan lainnya? Mungkin kalau kita mempelajari proses pembelajaran, proses pembentukan pikiran "istimewa" mereka, kita akan menemukan sesuatu. Mungkin, Kunci menciptakan manusia-manusia Indonesia yang sangat unggul, jutaan manusia Indonesia yang unggul.

(Bagaimana kalau kita juga mempelajari semua manusia-manusia terunggul yang pernah hidup sepanjang sejarah manusia? Para pemimpin terbesar, orang-orang jenius, dan pengusaha-pengusaha paling sukses di dunia?)
http://imperiumindonesia.blogspot.com

Gak semua anak broken home itu hancur loh !

Diposting oleh camila agustiani di 04.50 0 komentar
Mungkin banyak yang heran. mengapa seseorang berani dan mau mengumbar cerita kehidupan pribadi nya di dunia maya ? pada orang orang yang mungkin hanya mereka kenal lewat dunia maya, pada orang orang yang mungkin tidak benar benar di ketahui nya ? terLebih jika itu adalah cerita yang menyedihkan.
seperti hal nya saya.
tapi tujuan saya membuat posting mengenai “anak broken home” bukan Lah untuk mengumbar kehidupan saya yang tidak menyenangkan itu. tapi hanya untuk memperjelas pikiran pikran negatif tentang anak BH ..
banyak orang yang bilang anak BH tuh kebanyakan pada menyimpang , kelakuannya pada negatif ,pada ga bisa menyesuaikan diri , nakal dsb nya . saya sendiri juga sering denger
"ih tau ga ? si ini hamil? "
"oh yahh ? sama siapa ko bisa?"
"sama si ini .. yahh biasalah dia kan anak BH"
kalo ga saya juga pernah denger
"ehh si ini ga sekolah aja .. udah berbulan bulan"
"oh yaaaaaaaaaaa? kenapa?"
"ya gatu paling mabal , biasalah dia kan anak BH gtu katanya "
JANGAN SALAHIN BROKEN HOME DOOOONG ! itu sih gmana orangnya ! BROKEN HOME BUKAN ALASAN !
 sampe" saya sendiri pernah mengalaminya . seorang guru pernah berkata kepada teman" saya.  guru tersebut berkata "kalian tah genk BOHAK" dan sampesampe temen saya "E" yang punya pacar "L" kebetulan anak BH juga dan guru tersebut bilang ""E" kamu jangan mau sama si "L" dia keluarganya ga bener dia anak BH" . bahkan guru tersebut pernah bertanya kepada sayaa "km anak BH jg kan ya? kamu nakal ga? kamu jangan sampai menyimpang ya !" sampe nanya ke temen" saya "dia orangnya kaya gmana?" dan untunglah temen" saya bilang "baik buu .. ga gmna" kan ga semua anak BH kya gtu" 
SERENDAH ITUKAH ANAK BROKEN HOME DI PANDANGANYA? dan SENAKAL ITUKAH SEMUA ANAK BH DI PANDANGANYA? 
pelisssssss itu lebay gitu yahh ..
ga semua anak BH kaya gitu yah ...
buktinya saya , temen saya D kita anak BH .. tapi kita ga terjerumus sama yang kaya gitu !
terbiasa dengan BH ,ga jadi masalah tuh .. buat kita itu bukan halangan buat kehidupan kita ..
temen" saya banyak yg BH . banyak ko yg pinter , yang berhasil , gak nakal !
HAPUS LAH PANDANGAN NEGATIF TENTANG ANAK BROKEN HOME !
kalo pun ada yang pada nakal kaya gtu TERGANTUNG KESADARAN DIRI MASING MASING .
gausah asal cap "anak BH itu nakal"
BROKEN HOME bukan cuma orang tuanya ceraai, tapi yang keadaan di rumah nya emng ga kondusif ato org tuanya sering berantem itu juga bisa di bilang broken home .
kita emang ga punya keluarga yang sesempurna mereka .
tapi dengan ini kita bisa tau gmna pahit nya hidup , kita tau gimana rasanya hidup tanpa keluarga yang lengkap ,kita bisa hidup lebih mandiri . bahkan dari kecil .
tapi itu semua kita jadiin pelajaran bukan jalan buat jadi orang yang hancur !

Minggu, 05 Desember 2010

mereka ;:)))

Diposting oleh camila agustiani di 02.40 0 komentar
orang tuaku dan adikku ;)

ini mamah ;)














ini bapak; )







dan ini adikku ;]




ini sahabat2 ku ;)

Rabu, 24 November 2010

CV

Diposting oleh camila agustiani di 07.07 0 komentar

Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi
Nama
Jenis kelamin
Tempat, tanggal lahir
Kewarganegaraan
Sekolah
Tinggi, berat badan
Kesehatan
Agama
Alamat lengkap
Telepon, HP
E-mail


: Kamila Agustiani
: Perempuan
: Bandung, 31 Agustus 1993
: Indonesia
:SMA N 6 Bandung
: 165 cm, 45 kg
: Sangat Baik
: Islam
: Jl. warta no.89b/117 (gatsu) , Bandung
:085722402266
: camilaagustiani@yahoo.com
.
Pendidikan

» Formal

SD : SDN MEKARSARI

SMP : SMP N 3 RANCAEKEK
SMA : SMA N 6 BANDUNG

Berminat mengikuti Casting ini untuk mencari pengalaman , menyalurkan hobbi dan sangat tertarik dalam modelling terutama photo model .




Rabu, 22 September 2010

FRASE NOMINAL VERBAL ADJEKTIVA

Diposting oleh camila agustiani di 02.56 0 komentar
6.1.2 Struktur Frasa
Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa frasa,dapat dibedakan menjadi frasa nominal, frasa verbal, frasa adjektiva, frasa nu¬meral, frasa pronomina, dan frasa preposisional.

6.1.2.1 Frasa Nominal
Frasa nominal adalah frasa yang berinti nominal. Dari segi struktur, hasil gabungan nomina dengan kategori kata yang lain membentuk frasa:
>Frasa endosentrik atributif
>Frasa Nominal Endosentrik Koordinatif
>Frasa Nominal endosentrik apositif
Dari segi fungsi, frasa nominal dapat berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, dan komplemen kiausa atau kalimat. Sementara itu, hasil gabungan unsur pembentukan frasa nominal mengahsilkan makna struktural yang menunjukkan makna pemilikan, asal, sifat, tujuan, aditif, pilihan, penunjuk, urutan, aktivitas, dan lokatif.

6.1.2.2 Frasa Verbal
Frasa verbal adalah frasa yang dibentuk dengan unsur inti verba. Dari segi struktur, hasil gabungan verbadengan kategori kata lain menghasilkan struktur frasa verbal berikut.
a. Frasa verbal endosentrik atributif
b. Frasa endosentrik koordinatif:
c. Frasa verbal eksosentrik objektif

Dari segi fungsi, frasa verbal dapat berfungsi sebagai subjek, predikat, dan komplemen kiausa atau kalimat. Semen-tara itu, gabungan unsur pembentuk frasa verbal mengahsilkan arti struktural frasa yang menyatakan makna aspek, pilihan, cara berlangsungnya peristiwa, tujuan kegiatan, sasaran kegiatan, tempat kejadian, dan penyertaan.

6.1.2.3 Frasa Adjektival
Frasa adjekti val adalah frasa yang berinti adjektiva Dari segi struktur hasil gabungan adjekti va dengan kategori kata lain dalam membentuk frasa adjektival menghasilkan struktur berikut.
a. Frasa adjektival endosentrik atributif
b. Frasa adjektival endosentrik koordinatif:
Dari segi fungsi, frasa adjekti val dapat erfungsi sebagai subjek dan predikat kiausa atau kalimat. Sementar itu, gabungan antara unsur pembentuk frasa adjektival menghasilkan makna struk-turai frasa yang menyatakan makna tingkat positif, tingkat lebih, tihgkat superlatif, pilihan, aditif, aspek, dan pen'awanan.

FRASE II

Diposting oleh camila agustiani di 02.53 0 komentar

FRASA


  1. Pengertian Frasa

Banyak sering memeprmasalahkan antara frasa dengan kata, ada yang membedakannya dan ada juga yang mengatakan bahwa keduanya itu sama. Seperti yang telah dipelajari dalam morfologi bahwa kata adalah adalah satuan gramatis yang masih bisa dibagi menjadi bagian yang lebih kecil. Frasa adalah satuan konstruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan (Keraf, 1984:138). Frasa juga didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 1991:222). Menurut Prof. M. Ramlan, frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan (Ramlan, 2001:139). Artinya sebanyak apapun kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya sebagai Subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan, maka masih bisa disebut frasa.

Contoh:

      1. gedung sekolah itu

      2. yang akan pergi

      3. sedang membaca

      4. sakitnya bukan main

      5. besok lusa

      6. di depan.


Jika contoh itu ditaruh dalam kalimat, kedudukannya tetap pada satu jabatan saja.

  1. Gedung sekolah itu(S) luas(P).

  2. Dia(S) yang akan pergi(P) besok(Ket).

  3. Bapak(S) sedang membaca(P) koran sore(O).

  4. Pukulan Budi(S) sakitnya bukan main(P).

  5. Besok lusa(Ket) aku(S) kembali(P).

  6. Bu guru(S) berdiri(P) di depan(Ket).


Jadi, walau terdiri dari dua kata atau lebih tetap tidak melebihi batas fungsi. Pendapat lain mengatakan bahwa frasa adalah satuan sintaksis terkecil yang merupakan pemadu kalimat.

Contoh:

  1. Mereka(S) sering terlambat(P).

  2. Mereka(S) terlambat(P).

Ket: ( _ ) frasa.


Pada kalimat pertama kata ‘mereka’ yang terdiri dari satu kata adalah frasa. Sedangkan pada kedua kata berikutnya hanya kata ‘sering’ saja yang termasuk frasa karena pada jabatan itu terdiri dari sua kata dan kata ‘sering sebagai pemadunya. Pada kalimat kedua, kedua katanya adalah frasa karena hanya terdiri dari satu kata pada tiap jabatannya.

Dari kedua pendapat tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa frasa bisa terdiri dari satu kata atau lebih selama itu tidak melampaui batas fungsi atau jabatannya yang berupa subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan. Jumlah frasa yang terdapat dalam sebuah kalimat bergantung pada jumlah fungsi yang terdapat pada kalimat itu juga.

Sebelum mengenal lebih jauh tentang frasa, alangkah lebih baiknya jika mengenal tentang fungsi-fungsi sintaksisi, karena fungsi-fungsi itula yang disebut frasa. Fungsi sintaksisi ada lima, yaitu Subjek(S), Predikat(P), Objek(O), Pelengkap(Pel), dan Keterangan(Ket). Dari kelima fungsi tersebut hanya karakteristik dari Keterangan saja yang tidak mempunyai lawan.

  1. Subjek dan Predikat.

    1. Bagian yang diterangkan predikat. Subjek dapat dicari dengan pertanyaan ‘Apa atau Siapa yang tersebut dalam predikat’. Sedangkan predikat adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek. Predikat dapat ditentukan dengan pertanyaan ‘yang tersebut dalam subjek sedang apa, berapa, di mana, dan lain-lain’.

Contoh:

Sedang belajar(P) mereka itu(S).

Fungsi tersebut bisa dibuktikan dengan pertanyaan ‘Siapa yang sedang belajar? Jawabannya ‘mereka itu’.


    1. Berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina. Sedangkan predikat bisa berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia, atau pun preposisi.

    2. Jika diubah menjadi kalimat tanya, subjek tidak dapat diberi partikel –kah. Predikat dapat diberi partikel –kal.

Contoh:

Merka itu(S) sedang belajar(P).

Sedang belajarkah mereka itu?

Merekakah sedang belajar? (salah)


  1. Objek dan Pelengkap.

    1. Objek berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina, sedangkan pelengkap berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia, preposisi, dan pengganti nomina.

    2. Objek mengikuti predikat yang berupa verba transitif(memerlukan objek) atau semi-transitif dan pelengkap mengikuti predikat yang berupa verba intransitif(tidak memerlukan objek).

    3. Objek dapat diubah menjadi subjek dan pelengkap tidak dapat diubah menjadi subjek.

Contoh:

  1. Transitif(memerlukan objek)

    1. Orang itu(S) menjual(P). (Salah)

    2. Orang itu(S) menjual(P) es kelapa muda(O)

  2. Semi-transitif (bisa atau tidak perlu objek)

    1. Orang itu(S) minum(P).

    2. Orang itu(S) minum(P) es kelapa muda(O).

    3. Es kelapa muda(S) diminum(P) orang itu(O).

  3. Intransitif(tidak memerlukan objek).

    1. Tidak lengkap. Orang itu(S) mandi(P).

    2. Semi-lengkap.

      1. Orang itu(S) berjualan(P).

      2. Orang itu(S) berjualan(P) es kelapa muda(Pel).

    3. Lengkap.

      1. Organisasi itu(S) berlandaskan(P). (salah)

      2. Organisasi itu(S) berlandaskan(P) kegotongroyongan(Pel).


  1. Keterangan.

    1. Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek, predikat, objek atau pelengkap.

    2. Berupa frasa nomina, preposisi, dan konjungsi.

    3. Mudah dipindah-pindah, kecuali diletakkan diantara predikat dan objek atau predikat dan pelengkap.

Contoh:

Dulu(Ket) orang itu(S) menjual(P) es kelapa muda(O) di jalan surabaya(Ket).


  1. Jenis Frasa

Jenis frasa dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya (pemadunya) dan berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya.

  1. Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan Unsurnya (Pemadunya).

Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya (pemadunya, frasa dibagi menjadi dua, yaitu Frasa Endosentris dan Frasa Eksosentris.

    1. Frasa Endosentris, kedudukan frasa ini dalam fungsi tertentu, dpat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu yang disebut unsur pusat (UP). Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang memiliki unsur pusat.

Contoh:

Sejumlah mahasiswa(S) diteras(P).


Kalimat tersebut tidak bisa jika hanya ‘Sejumlah di teras’ (salah) karena kata mahasiswa adalah unsur pusat dari subjek. Jadi, ‘Sejumlah mahasiswa’ adalah frasa endosentris.

Frasa endosentris sendiri masih dibagi menjadi tiga.

  1. Frasa Endosentris Koordinatif, yaitu frasa endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang berbeda diantara unsurnya terdapat (dapat diberi) ‘dan’ atau ‘atau’.

Contoh:

  1. rumah pekarangan

  2. suami istri dua tiga (hari)

  3. ayah ibu

  4. pembinaan dan pembangunan

  5. pembangunan dan pembaharuan

  6. belajar atau bekerja.


  1. Frasa Endosentris Atributif, yaitu frasa endosentris yang disamping mempunyai unsur pusat juga mempunyai unsur yang termasuk atribut. Atribut adalah bagian frasa yang bukan unsur pusat, tapi menerangkan unsur pusat untuk membentuk frasa yang bersangkutan.

Contoh:

  1. pembangunan lima tahun

  2. sekolah Inpres

  3. buku baru

  4. orang itu

  5. malam ini

  1. sedang belajar

  2. sangat bahagia.


Kata-kata yang dicetak miring dalam frasa-frasa di atasseperti adalah unsur pusat, sedangkan kata-kata yang tidak dicetak miring adalah atributnya.

  1. Frasa Endosentris Apositif, yaitu frasa endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang sama. Unsur pusat yang satu sebagai aposisi bagi unsur pusat yang lain.

Contoh:

Ahmad, anak Pak Sastro, sedang belajar.

Ahmad, …….sedang belajar.

……….anak Pak Sastro sedang belajar.

Unsur ‘Ahmad’ merupakan unsur pusat, sedangkan unsur ‘anak Pak Sastro’ merupakan aposisi. Contoh lain:

  1. Yogya, kota pelajar

  2. Indonesia, tanah airku

  3. Bapak SBY, Presiden RI

  4. Mamad, temanku.


Frasa yang hanya terdiri atas satu kata tidak dapat dimasukkan ke dalalm frasa endosentris koordinatif, atributif, dan apositif, karena dasar pemilahan ketiganya adalah hubungan gramatik antara unsur yang satu dengan unsur yang lain. Jika diberi aposisi, menjadi frasa endosentris apositif. Jika diberi atribut, menjadi frasa endosentris atributif. Jika diberi unsur frasa yang kedudukannya sama, menjadi frasa endosentris koordinatif


    1. Frasa Eksosentris, adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya. Frasa ini tidak mempunyai unsur pusat. Jadi, frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai UP.

Contoh:

Sejumlah mahasiswa di teras.


  1. Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur Pusatnya.

Berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, frasa dibagi menjadi enam.

    1. Frasa nomina, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori nomina. UP frasa nomina itu berupa:

  1. nomina sebenarnya

contoh:

pasir ini digunakan utnuk mengaspal jalan

  1. pronomina

contoh:

dia itu musuh saya

  1. nama

contoh:

Dian itu manis

  1. kata-kata selain nomina, tetapi strukturnya berubah menjadi nomina

contoh:

dia rajinrajin itu menguntungkan

anaknya dua ekordua itu sedikit

dia berlariberlari itu menyehatkan

kata rajin pada kaliat pertam awalnya adalah frasa ajektiva, begitupula dengan dua ekor awalnya frasa numeralia, dan kata berlari yang awalnya adalah frasa verba.


    1. Frasa Verba, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat diberi) kata ‘sedang’ untuk verba aktif, dan kata ‘sudah’ untuk verba keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi kata’ sangat’, dan biasanya menduduki fungsi predikat.

Contoh:

Dia berlari.

Secara morfologis, kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara sintaktis dapat diberi kata ‘sedang’ yang menunjukkan verba aktif.

    1. Frasa Ajektifa, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori ajektifa. UP-nya dapat diberi afiks ter- (paling), sangat, paling agak, alangkah-nya, se-nya. Frasa ajektiva biasanya menduduki fungsi predikat.

Contoh:

Rumahnya besar.

Ada pertindian kelas antara verba dan ajektifa untuk beberapa kata tertentu yang mempunyai ciri verba sekaligus memiliki ciri ajektifa. Jika hal ini yang terjadi, maka yang digunakan sebagai dasar pengelolaan adalah ciri dominan.

Contoh:

menakutkan (memiliki afiks verba, tidak bisa diberi kata ‘sedang’ atau ‘sudah’. Tetapi bisa diberi kata ‘sangat’).

    1. Frasa Numeralia, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori numeralia. Yaitu kata-kata yang secara semantis mengatakan bilangan atau jumlah tertentu. Dalam frasa numeralia terdapat (dapat diberi) kata bantu bilangan: ekor, buah, dan lain-lain.

Contoh:

dua buah

tiga ekor

lima biji

duapuluh lima orang.

    1. Frasa Preposisi, frasa yang ditandai adanya preposisi atau kata depan sebagai penanda dan diikuti kata atau kelompok kata (bukan klausa) sebagai petanda.

Contoh:

Penanda (preposisi) + Petanda (kata atau kelompok kata) di teras

ke rumah teman

dari sekolah

untuk saya


    1. Frasa Konjungsi, frasa yang ditandai adanya konjungsi atau kata sambung sebagai penanda dan diikuti klausa sebagai petanda. Karena penanda klausa adalah predikat, maka petanda dalam frasa konjungsi selalu mempunyai predikat.

Contoh:

Penanda (konjungsi) + Petanda (klausa, mempunyai P)

Sejak kemarin dia terus diam(P) di situ.

Dalam buku Ilmu Bahasa Insonesia, Sintaksis, ramlan menyebut frasa tersebut sebagai frasa keterangan, karena keterangan menggunakan kata yang termasuk dalam kategori konjungsi.


FRASA(E)

Diposting oleh camila agustiani di 02.52 0 komentar

Konsep Frasa

1) Pengertian Frasa

Secara sepintas tidak sulit mengenal hakikat frasa. Cukup banyak ditemukan defenisi frasa yang pada hakikatnya mempunyai konsep sama namun dari segi redaksional terdapat beberapa perbedaan. Secara umum frasa dikenal sebagai suatu satuan linguistic di atas kata. Untuk lebih jelasnya hakikat frasa dikemukakan beberapa pengertian para ahli bahasa.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Mulyono, dkk, 1991: 281) dikemukakan bahwa frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Sejalan itu, Parera (1993 : 32) mengemukakan bahwa frasa adalah suatu konstruksi yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih, baik dalam bentuk sebuah pola kalimat maupun tidak. Senada dengan pengertian di atas Ramlan (dalam Djumingin, 2001: 3) mengemukakan bahwa frasa dalah satuan limguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas subjek atau predikat dengan kata lain sifatnya tidak predikatif. Demikian pula yang di kemukakan oleh Chaer (1994: 222) bahwa frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis dalam kalimat.


Dari keempat pengertian frasa yang di kemukakan di atas, tampaknya tidak mempunyai perbedaan yang mendasar, kecuali dari segi redaksi kalimat. Dari pengertian frasa di atas dapat di kemukakan beberapa unsur dalam frasa, yaitu: 1) frasa terdiri dari dua kata atau lebih, 2) nonpredikat, 3) dapat menduduki fungsi sintaksis. Dari ketiga unsur tersebut dapat disimpulkan bahwa frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang non predikatif yang dapat menduduki fungsi sintaksis.

Untuk memperjelas hakikat frasa, ada baiknya dikemukakan contoh sebagai berikut :

Baju baru itu
Sedang membaca
Kemarin siang
Anak nakal itu
Sangat mahal
Kepala ibunya
Di dapur

Gabungan kata di atas merupakan frasa, karena merupakan kontreuksi yang nonpredikat. Salah satu contoh yaitu baju baru itu, dapat menduduki fungsi sintaksis seperti subjek, predikat, objek dan keterangan. Misalnya Tuti membeli baju baru itu. Baju baru itu menduduki fungsi sintaksis sebagai objek. (Tuti : Subjek, membeli : Predikat). Jadi, baji baru itu merupakan frasa meskipun terdiri atas tiga kata.

2) Penggolongan Frasa

Membicarakan frasa tampaknya sangat beragam karena harus dilihat dari berbagai sudut pandang. Memahami ragam frasa secara umum biasanya dilihat dari tiga sudut pandang, namun secara umum kebanyakan orang membedakan frasa atas dua golongan besar, yaitu frasa endosentris dan frasa eksosentris.

Untuk lebih jelasnya, kedua golongan tersebut akan diuraikan berdasarkan berbagai referensi :

a) Frasa Endosentris

Sutarno (1979 : 128) mengemukakan bahwa frasa endosentris adalah frasa yang satuan kontruksinya berdistribusi dan berfungsi sama dengan salah satu anggota pembentuknya. dengan kata lain, frasa yang mempunyai fungsi yang sama dengan salah satu atau semua unsur langsungnya. Dari pengertian frasa endosentris tersebut dapat dipahami, bahwa dalam frasa endosentris terdapat dua unsur, yaitu unsur pusat dan unsur atribut.

Secara umum frasa endosentris dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu endosentris atribut, endosentris koordinatif dan endosentris apositif.

1. Frasa Endosentris Atributif

Frasa endosentris Atributif adalah frasa yang kedudukan unsurnya berbeda.
Contoh :

Gadis cantik jelita menari di panggung.
Frasa yang terdapat dalam kalimat tersebut antara lain :
Gadis cantik jelita
Frasa gadis cantik jelita terdiri atas dua unsur langsung, yaitu :
Gadis
Cantik jelata

Dalam pemakaiannya (distribusinya) frasa gadis cantik jelita, sama fungsinya dengan pemakaian unsur gadis, terbukti dalam kalimat :
Gadis cantik jelita menari di panggung.
Gadis menari di panggung.

Fungsi frasa gadis cantik jelita dalam kalimat diatas sebagai subjek, dan unsur gadis juga menduduki fungsi sebagai subjek. Dengan demikian, dapat dikatakan, bahwa frasa gadis cantik jelita sama fungsinya dengan salah satu unsurnya. Oleh karena itu, frasa gadis cantik jelita terdiri atas dua unsur inti dan unsur keterangan (atribut), maka frasa tersebut secara lengkap disebut frasa endosentris atribut.

Contoh lain :
Tiap-tiap hari
Amatbagus
Sepatahkata
Uang pembayaran utang
Guru besar
Panjang tangan

2. Frasa Endosentris Koordinatif

Frasa endosentris koordinatif adalah frasa yang kedudukan unsurnya sama.dalam kalimat ; Gadis cantik jelita menari di pentas, frasa yang terdapat dalam kalimat tersebut dapat juga :

cantik jelita
Frasa cantik jelita terdapat dua unsur langsung, yaitu :
cantik
jelita

Dalam pemakaiannya (distribusinya) frasa cantik jelita, sama fungsinya dengan pemakaian unsur cantik, terbukti dalam kalimat :
Gadis cantik jelita menari di panggung.
Gadis cantik menari di panggung.
Gadis jelita menari di panggung.

Fungsi frasa cantik jelita dalam kalimat di atas sebagai keterangan subjek, serta unsur jelita juga menduduki fungsi sebagai keterangan subjek. Jadi fungsi kedua unsurnya bukan sebagai inti dan keterangan sebagaimana dalam frasa endosentris atributif, tetapi sebagai inti dan inti.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa frasa cantik jelita terdiri atas inti dan inti, maka frasa tersebut secara lengkap disebut frasa endosentris koordinatif.

Contoh lain :
untung rugi
susah senang
magah perkasa
makan minum
dua tiga orang
besar kecil

3. Frasa Endosentris Apositif

Frasa endosentris apositif pada hakikatnya pengembangan Frasa endosentris koodinatif. Hanya dari segi hubungan unsur yang salah satunya diterangkan dan salah satunya menerangkan.

Contoh :
Kekasihku Ani melambaikan tangan
Kalimat di atas terdiri atas frasa kekasihku Ani
Frasa kekasihku Ani terdiri atas dua unsur langsung yaitu :
Kekasihku
Ani

Dalam pemakaiannya (distribusinya) frasa cantik jelita, sama fungsinya dengan pemakaian unsur kekasihku Ani, terbukti dalam kalimat :
Kekasihku Ani melambaikan tangan
Kekasihku melambaikan tangan
Ani melambaikan tangan

Fungsi distribusi kekasihku Ani dalam kalimat di atas sebagai subjek. Unsurkekasihku dan Ani juga menduduki fungsi sebagai objek. Jadi, kedudukan kedua unsur frasa kekasihku Ani ialah inti dan inti (setara). Oleh karena, frasa kekasihku Ani sama fungsinya dengan kedua unsurnya, sehingga disebut frasa endosentris. Akan tetapi, jika diperhatikan segi hubungan unsurnya yang terdiri atas :

Kekasihku sebagai unsur diterangkan, sedangkan Ani berfungsi sebagai unsur yang menerangkan. Oleh karena itu, frasa kekasihku Ani lengkapnya disebut frasa endosentris apositif.

Contoh lain :
Yanti kekasihnya
Hayati istrinya
Amir adiknya
Erwin kakaknya
Bahar teman karibnya

b) Frasa Eksosentris

Sutarno (1979 : 137) mengemukakan, bahwa frasa eksosentris adalah frasa yang dalam kalimat/kesatuan bahasa yang lebih besar mempunyai fungsi (lingkungan distribusi) tidak sama dengan unsur langsungnya atau tidak mengikuti unsur langsungnya.

Adapun jenis frasa eksosentris adalah frasa eksosentris preposisional, frasa eksosentris objektif, frasa eksosentris predikatif. Frasa eksosentris konjuktif.

1. Frasa Eksosentris Preposisional

Frasa eksosentris preposisional adalah frasa eksosentris yang salah satu terdiri atas preposisi.

Contoh :
Gadis cantik jelita menari di panggung
Frasa yang terdapat dalam kalimat tersebut antara lain :
di panggung
frasa di panggung terdiri atas dua unsur langsung yaitu :
di
panggung

Dalam pemakaiannya (distribusinya) frasa di panggung tidak sama fungsinya dengan pemakaian unsur di dan tidak sama juga dengan unsur panggung.

Perhatikan pemakaiannya dalam kalimat berikut :
Gadis cantik jelita menari di… (tidak berfungsi sebagai keterangan tempat dan tidak berterima)
Gadis cantik jelita menari …panggung (tidak berfungsi sebagai keterangan tempat dan tidak berterima)

Dari contoh kalimat di atas, jelas bahwa fungsi frasa di panggung tidak sama fungsinya dengan salah satu unsurnya. Oleh karena itu disebut frasa eksosentris. Frasa di panggung unsur langsungnya terdiri atas preposisi dan kata/frasa, maka frasa di panggung disebut frasa eksosentris preposisional.

Contoh lain :
Di atas meja
untuk dinikmati
kepada ibunya
kekantor
dengan gembira
di pasar

2. Frasa Eksosentris Objektif

Frasa Eksosentris Objektif adalah frasa eksosentris yang kedudukannya salah satu unsurnbya berfungsi sebagai objek.

Contoh :
Ani melambaikan tangannya kepada penari.
Dalam kalimat Ani melambaikan tangannya kepada penari, frasa yang terdapat dalam kalimat tersebut antara lain
Melambaikan tangannya
Frasa melambaikan tangannya terdiri atas dua unsur langsung yaitu :
Melambaikan
tangannya

Dalam pemakaiannya (distribusinya) fasa melambaikan tangannya tidak sama fungsinya dengan pemakain unsur melambaikan dan tidak sama pula dengan unsur tangannya, hal ini terbukti dalam kalimat :

Ani melambaikan tangan kepada penari.
(berfungsi sebagai predikat)
Ani melambaikan kepada penari (bukan berfungsi sebagai predikat dan tidak berterima).
Ani tanganya kepada penari (bukan berfungsi sebagai predikat dan tidak berterima).

Dari uraian diatas, jelas dipahani bahwa fungsi frasa melambaikan tangannya tidak sama dengan fungsi salah satu unsurnya. Oleh karena itu, disebut frasa eksosentris. Frasa melambaikan tangannya unsur langsungnya terdiri atas kata kerja dan kata lain (kata benda) sebagai objek maka frasamelambaikan tangannya digolongkan frasa eksosentris objektif.

Contoh lain :
membaca Koran
menanam sayur
lari kencang
makan daging
menyusun naskah
menyampaikan pesan
mengemukakan usul
mencangkul kebun
menggali sumur
dan sebagainya

3. Frasa Eksosentris Predikatif

Frasa eksosentris predikatif adalah frasa eksosentris yang salah satu unsurnya berfungsi sebagai predikat dan unsurnya dapat dipertukarkan.

Contoh :
Gadis cantik menari, kekasihku Ani melambaikan tangannya.

Dalam kalimat kekasihku Ani melambaikan tangannya kepada penari di pentas, frasa yang terdapat dalam kalimat tersebut antara lain :
Gadis cantik menari, kekasihku Ani melambaikan tangannya
Frasa kekasihku Ani melambaikan tangannya terdiri atas dua unsur langsung yaitu :
kekasihku Ani
melambaikan tangannya.

Dalam pemakaiannya (distribusinya) fasa kekasihku Ani melambaikan tangannya tidak sama fungsinya dengan pemakain unsur kekasihku Ani dan tidak sama pula dengan unsur melambaikan tangannya, hal ini terbukti dalam kalimat :

Gadis cantik menari, kekasihku Ani melambaikan tangannya kepada penari.
(berfungsi sebagai keterangan akibat).
Gadis cantik menari kekasihku Ani (tidak berfungsi sebagai keterangan akibat).
Gadis cantik menari, melambaikan tangannya (tidak berfungsi sebagai keterangan akibat).

Dari contoh di atas, jelas dipahami bahwa fungsi frasa melambaikan tangannya tidak sama dengan fungsi salah satu unsurnya. Oleh karena itu, disebut frasa eksosentris. Jika diperhatikan unsur kekasihku Ani melambaikan tangannya merupakan pertemuan antara subjek dan predikat terbukti oleh renggangnya hubungan, sehingga kedua unsur itu dapat dipertukarkan tempatnya dengan mengubah maksud strukturnya yaitu melambaikan tangannya kekasihku Ani.

Contoh lain :
Waktu ayahku datang, Ibu memasak di dapur.
Ketika tamu sudah berdatangan, para petugas sibuk sekali

4. Frasa Eksosentris konjungktif

Frasa eksosentris konjungktif adalah frasa eksosentris yang kedudukannya salah satu unsurnya sebagai konjungsi atau kata sambung

Contoh
Ketika ayahku datang, Ibu memasak di dapur.
Dalam kalimat ketika ayahku datang, ibu memasak di dapur. Frasa yang terdapat dalam kalimat tersebut antara lain
ketika ayahku datang, ibu memasak di dapur
ketika ayahku datang, terdiri atas dua unsur langsung yaitu :
ketika
Ayahku datang

Dalam pemakaiannya (distribusinya) frasa ketika ayahku datang tidak sama fungsinya dengan pemakain unsur ketika dan tidak sama pula dengan unsurayahku datang. Hal ini terbukti dalam kalimat sebagai berikut :

ketika ayahku datang, ibu memasak di dapur (berfungsi sebagai keterangan waktu). Ketika, ibu memasak di dapur (bukan keterangan waktu/bukan pertemuan yang bermakna/bukan gramatikal). Ayahku datang, ibu memasak di dapur (tidak berfungsi sebagai keterangan waktu).

Dari contoh di atas, jelas dipahami bahwa fungsi frasa ketika ayahku datangtidak sama dengan fungsi salah satu unsurnya. Oleh karena itu, disebut frasa eksosentris. karena unsurnya terdiri kata sambung (kongjungsi) maka frasaketika ayahku datang digolongkan frrasa eksosentris konjungktif

Contoh lain :
Waktu turun hujan lalu lintas sepi.
Saya pergi ke dokter, karena badan tidak sehat
Kita akan lulus ujian, bila rajin belajar.
Ia belum yakin, bahwa anaknya lulus.
Amir tidak pergi ke sekolah, karena sakit.
Orang itu berlari cepat, sehingga jatuh.
Jika hari tidak hujan, saya akan datang.
Ia pandai, tetapi malas.
Nur bukan anak saya, melainkan anak pak Ali.
Sedangkan tuan tidak sanggup mengerjakannya, apalagi saya.

Penggolongan frasa adakalanya dikategorikan sebagaimana yang telah diuraikan terdahulu, namun seperti halnya, digolongkan dalam kelas atau jenis. Maka frasa dapat juga digolongkan dalam beberapa jenis, yaiti ; frasa nomina, frasa verba, frasa adjektiva, frasa keterangan, dan frasa penanda (Sutarno, 1979).

1. Frasa Nomina (Benda)

Frasa nomina atau ( benda) adalah frasa yang mempunyai fungsi sama dengan kata benda biasanya menjadi subjek atau objek

Contoh :
Kami mendengar pidato presiden.
pidato presiden kami dengarkan
Ani membeli buku bahasa Indonesia.
Ia menyaksikan ombak memutih.
Ayah membeli kerbau dua ekor.

2. Frasa Verba (Kerja)

Frasa Verba (Kerja) adalah frasa yang unsur intinya sebagai kerja

Contoh :
Pesawat itu akan mendarat.
Pemuda itu sering merayu.
Ani sudah makan.
Murid-murid sering makan dan minum di kantin.
Kami boleh menyanyi atau menari.
Amir sedang membaca Koran.
Anak itu bermain lompat tali.

3. Frasa Adjektiva (Sifat)

Frasa Adjektiva (Sifat) adalah frasa yang unsur intinya sebagai sifat.

Contoh :
Buku itu terlalu banyak.
Gedung baru itu sangat megah.
Bunga itu sangat indah.
Ani menyanyi dengan gembira.
Bunga itu warnanya merah jambu.
Anak itu bodoh sekali.
Pohon kelapa itu tinggi sekali.
Ibu membeli baju putih.
Bapak menjual mobil tua itu.

4. Frasa Keterangan

Frasa keterangan adalah frasa yang unsur intinya berupa keterangan

Contoh :
Paman pergi ke Makassar tadi pagi.
Tuti rajin berolahraga supaya sehat.
Adik pergi ke pasar bersama Ibu.
Persoalan itu diselesaikan secara hukum.
Rahman membeli sepatu baru kemarin siang.
Nenek saya meninggal tahun lalu.

5. Frasa Penanda

Frasa penanda adalah frasa yang diawali dengan penanda (preposisi konjungsi, dan sebagainya)

Contoh :
Ia mengirimkan hadiah ulang tahun kepada Ibunya.
Anak ayam itu mati karena kepanasan.
Ibu memasak di dapur.
Ayah pergi ke kantor.
Ia belum yakin bahwa anaknya lulus.
Ia pandai tetapi malas.
Kita akan lulus ujian bila rajin belajar.
Orang itu berlari cepat sehingga jatuh.
Adik rajin belajar supaya pintar.



Senin, 06 September 2010

gtau

Diposting oleh camila agustiani di 23.44 0 komentar
pusing pusing pusing .
pokonya aku pusing sekarang .....
zzzzz
gogg goog gooog .errrrrrrrrrr
ahh sebel .

Sabtu, 21 Agustus 2010

10 cara mendapatkan dan mmpertahankan persahabatan

Diposting oleh camila agustiani di 05.44 0 komentar
Sahabat itu memang bukan sekadar menjadi teman curhat, teman gaul, tapi juga teman kita di segala suasana, suka maupun duka. Nggak heran, saking pentingnya, maka harga persahabatan itu tak bisa ditawar-tawar. Bahkan tidak pernah bisa tergantikan.

Itulah kenapa tidak sedikit orang yang mengaku menjalin sebuah pertemanan itu sulit, apalagi membangun persahabatan yang diyakini lebih kental unsur kedekatannya itu. Padahal, upaya dan inisiatif mereka dalam membangun persahabatan, tidak bisa dikatakan sembarangan. Bukan cuma rajin menelepon atau mengundang main ke tempat kos, tapi ada juga yang sampai memenej waktu sedemikian rupa agar bisa kursus bahasa Jepang bersama-sama. Kalau begitu, dimana letak kesalahnnya?
Mungkin nggak ada yang salah. Tapi, untuk mendapat sahabat sejati itu memang perlu bersabar. Hal terpenting adalah tidak memaksakan kehendak. Biarkan benih kebersamaan muncul dan tumbuh secara alami. Ada baiknya juga untuk berpegang pada filosofi To have a friend, be a friend. Artinya, bila ingin mendapatkan sahabat, maka Anda harus menjadi sahabat bagi orang itu.
Selain berpegang pada filosofi itu, guna mendapatkan kualitas persahabatan yang solid, Anda bisa mengikuti beberapa langkah berikut ini:
1. Jadilah diri sendiri. Jika Anda percaya kalau diri Anda cukup worthy bagi sebuah persahabatan, maka sikap dan perilaku Anda akan terlihat dari segala hal yang Anda lakukan. Nah, banyak orang yang merasa nyaman dan berpikir positif bila berkawan dengan mereka yang memiliki rasa percaya diri yang cukup baik.
2. Loyal. Sifat loyal merupakan salah satu pilar utama dalam sebuah persahabatan yang solid. Bagaimana tidak. Anda tentunya ingin dipercaya dan bisa mempercayai sahabat Anda bukan? Pun Anda tentu ingin sahabat Anda tetap bersama Anda di saat Anda tengah dalam kesulitan, begitu juga sebaliknya. Untuk itulah dibutuhkan yang namanya rasa setia.
3. Tidak anti kritikan. Sahabat yang sebenarnya konon adalah mereka yang tidak cuma rajin memuji tapi gemar pula memberi kritikan positif. Untuk itu Anda tak perlu anti dengan kritikan mereka karena toh tujuannya demi kebaikan Anda juga bukan?
4. Ringan tangan. Sahabat Anda akan sangat menghargai segala kebaikan dan pertolongan yang Anda berikan. Terlebih jika Anda melakukannya dengan ketulusan hati tanpa embel-embel sesuatu dan tanpa harus diminta olehnya.
5. Fair-minded. Sebagai sahabat, tentunya akan lebih baik jika Anda menelaah sebuah persoalan bersama dari sudut pandang yang berbeda. Cara tersebut kemungkinan akan lebih cepat menyelesaikan permasalahan.
6. Mau mendengar. Dalam menjalin persahabatan, Anda sebaiknya bukan cuma asal mendengar curhat-nya, tapi cobalah untuk memberikan perhatian dan jangan memonopoli pembicaraan.
7. Jangan gunakan teman Anda sebagai penasihat pribadi. Kenapa? Dikit-dikit, curhat, pasti bikin Anda jadi teman yang membosankan. Lain halnya bila Anda telah bertanya pada sahabat Anda apakah ia mau mendengarkan masalah Anda.
8. Berbagi kebahagiaan dengan sahabat. Jangan cuma waktu curhat saja Anda ingat teman, tapi waktu lagi bahagia juga perlu.
9. Jangan lupa ultah teman. Mengingat hari-hari khusus teman adalah keharusan. Kirim kartu atau bunga, untuk menunjukkan bahwa sahabat Anda bernilai besar.
10. Tunjukkan bahwa Anda memikirkan dia ketika Anda tidak bersamanya. Caranya macam-macam, bisa kirim kartu, e-mail, SMS, atau tinggalkan pesan di teleponnya, bila tidak sempat bertemu. Atau, bisa juga Anda kirim artikel dari majalah yang dia sukai

10 Cara bangkit dari kesedihan

Diposting oleh camila agustiani di 05.40 0 komentar
Setiap orang pasti pernah mengalami masa-masa sulit. Penyebabnya macam-macam, bisa karena sedang patah hati, sakit secara fisik, bokek alias tidak punya uang, dan semacamnya. Pada saat-saat seperti itu, bisa jadi orang mengalami frustrasi, depresi, dan ekstremnya, mencoba bunuh diri.
Mudah-mudahan Anda tidak usah seperti itu. Coba tip di bawah ini untuk menemukan kembali semangat diri.
1. Ayunkan tubuh dan bernyanyi
Pasang musik favorit, terutama yang berirama disko atau dance. Sambil bergoyang, Anda juga bisa ikut menyanyi.
2. Tersenyum
Tersenyum bisa ‘mengakali’ otak. Maksudnya, karena otot-otot Anda memaksakan senyum, otak akan berpikir bahwa Anda sedang senang.
3. Habiskan waktu dengan orang-orang tercinta
Ada orang yang senang kongkow dengan teman-temannya, ada juga yang senang bermain dengan anak-anak kecil. Terserah yang mana pilihan Anda, yang jelas pilihan kedua amat menyenangkan. Bayangkan Anda mencubit pipi seorang bocah, menyaksikan keriangannya menjilat es krim, bermain di kolam renang, atau melakukan apa pun. Percayalah, keriangan anak-anak akan menular pada Anda.
4. Hadiahi diri Anda sendiri
Kalau ada pekerjaan yang tidak Anda sukai, jangan ditunda. Segera kerjakan, supaya setelah itu usai, Anda bisa memberi kado bagi diri Anda sendiri. Hadiahnya tak usah mahal-mahal amat, bisa berupa memanjakan diri di spa atau salon, berendam di kamar mandi, membaca majalah atau buku, atau tak melakukan apa pun sambil mengunyah dua keping cokelat.
5. Bersihkan sekeliling Anda
Keadaan yang kacau balau memang bikin dada sesak. Karena itu, bebenahlah. Biarkan segala sesuatu berada di tempat yang seharusnya. Seni kuno Feng Shui menyebutkan bahwa mengenyahkan kekacaubalauan di suatu tempat berarti akan mengusir energi negatif dari sana. Cobalah.
6. Lakukan tindakan
Bila ada sesuatu yang membuat Anda cemas, entah itu kesehatan, pekerjaan, atau kehidupan rumah tangga, lakukan sesuatu. Jangan biarkan suatu masalah menjadi berlarut-larut, menggerogoti kebahagiaan Anda, dan ‘menikam’ apa yang seharusnya Anda peroleh.
7. Berpikir positif
Para konsultan psikologis tak akan pernah bosan menghadiahi kedua kata ini. Sebab, ujung-ujungnya, segala masalah bisa terasa lebih ringan kalau Anda selalu berusaha berpikir positif.
8. Jadi orang yang kreatif
Kalau cuma duduk melamun sambil mengeluh bahwa dunia ini tidak adil, sudah jelas dunia ini memang ‘terasa’ tidak adil. Anda tidak punya kesibukan, sih. Cari sesuatu yang menyibukkan diri, seperti mengerjakan pekerjaan tangan, memasak, berkebun, meredekorasi rumah, dan sebagainya.
9. Menulis
Banyak ahli setuju bahwa menulis dapat menghilangkan stres. Cobalah dengan menuangkan apa yang Anda alami ke dalam selembar kertas. Anda akan kaget melihat hasilnya.
10. Berolahraga
Manfaat olahraga pasti sudah Anda ketahui. Tapi, melakukannya ketika Anda sedang sedih, bisa jadi membawa kegunaan lain. Di antaranya adalah, membuat Anda lupa masalah, dan membawa semangat baru.
semoga bermanfaat temen temen :)

Apakah betul manusia Indonesia sebenarnya lebih unggul dibanding bangsa-bangsa lainnya di dunia ?

Diposting oleh camila agustiani di 04.56 0 komentar
Saat ini banyak anak-anak Indonesia yang memenangi berbagai lomba Olimpiade Sains di dunia. Menang, berarti mereka tidak sejajar dengan anak-anak dari bangsa lain, melainkan lebih unggul, paling unggul. Keunggulan manusia Indonesia sebenarnya telah terbukti sepanjang sejarah.

Sukarno disebut Presiden Amerika John F. Kennedy sebagai 'Washington' dan 'Jeffersonnya' Indonesia. Washington adalah Bapak Bangsa Amerika, yang membawa kemerdekaan bagi bangsa Amerika. Thomas Jefferson, dianggap sebagai presiden paling jenius dalam sejarah Amerika. Selain presiden dia juga dikenal sebagai arsitek, ahli arkeologi, penemu, pendiri Universitas Virginia, penulis buku dan masih banyak peran lagi. Dan Sukarno, disamakan dengan Washington dan Jefferson, tidak hanya 1 Bapak Bangsa Amerika, tapi 2 sekaligus.

Hatta adalah sebuah karakter yang dahsyat. Hatta pernah bersumpah tidak akan kawin sebelum Indonesia merdeka, dan dia benar-benar melakukannya (tidak ada bapak bangsa lain yang melakukan ini, termasuk Washington, Sukarno, atau Gandhi). Keteguhannya benar-benar ekstrim. Berkali-kali dipenjara, dibuang sampai ke Digul, Irian, tapi kegigihannya untuk memperjuangkan Indonesia malah bertambah besar.

Gubernur Jenderal Belanda, De Jonge, menganggap Hatta bahkan lebih berbahaya dari Sukarno. Hatta dalam kunjungannya ke Jepang dipanggil dengan sebutan "Gandhi of Java" (Maret 1933). Hatta, seperti Gandhi, memang melambangkan sebuah karakter yang unggul, kuat, cerdas, memiliki keteguhan moral yang tinggi, kemanusiaan, dan kemampuan. Kemampuan untuk membangkitkan sebuah bangsa, bangsa yang besar.

Seberapa hebat mereka dibanding para Bapak Bangsa yang lain? 4 negara terbesar di dunia: China, India, Amerika, dan Indonesia. 3 bangsa yang pertama umumnya hanya mempunyai 1 mayoritas. Di Amerika, mayoritasnya adalah orang kulit putih Anglo-Saxon, berbahasa Inggris. Begitu juga di China dan India. Menyatukannya relatif lebih mudah. Sedangkan Indonesia, sangat kompleks. Sukunya berbeda-beda, jumlahnya sangat banyak, budayanya berbeda, karakternya berbeda, dan bahasanya juga tentu berbeda-beda. Tapi Sukarno-Hatta, mereka mampu menyatukan semuanya.

Kartini, adalah satu lagi lambang keunggulan manusia Indonesia. Dia pernah secara khusus dimintai pendapat oleh penasehat ahli menteri Belanda, Mr Slingenberg, sebelum Belanda melaksanakan Politik Etis. Umurnya waktu itu? 20 tahun.

Kartini, bukan orang biasa. Dia sudah sangat dikenal di kalangan intelektual Belanda sejak usia belasan tahun karena pemikiran-pemikirannya yang sangat tajam tentang pendidikan dan pembangunan manusia secara umum. Dia telah berhasil menemukan "rahasia" kemajuan peradaban dengan secara sangat intens belajar dari kemajuan bangsa-bangsa Eropa (Lihat visi besar Kartini dari buku "Kartini, Sebuah Biografi" karya Sitisoemandari Soeroto, bukan dari "Habis Gelap Terbitlah terang").

Kartini mempunyai kakak super jenius bernama Kartono (R.M.P Sosrokartono). Dia pernah bekerja di New York sebagai koresponden New York Herald. Tapi itu tidak istimewa. Di Belanda dia dijuluki Talenwonder, manusia ajaib karena menguasai 26 bahasa sekaligus! Dia bahkan juga pernah menjadi penerjemah tunggal di Liga Bangsa-Bangsa! (Kartini Biografi, Mohammad Hatta, Memoir)

Apakah mereka semua itu memang istimewa? Berbeda? "Dari lahirnya sudah seperti itu"? Tidak sama dengan lainnya? Mungkin kalau kita mempelajari proses pembelajaran, proses pembentukan pikiran "istimewa" mereka, kita akan menemukan sesuatu. Mungkin, Kunci menciptakan manusia-manusia Indonesia yang sangat unggul, jutaan manusia Indonesia yang unggul.

(Bagaimana kalau kita juga mempelajari semua manusia-manusia terunggul yang pernah hidup sepanjang sejarah manusia? Para pemimpin terbesar, orang-orang jenius, dan pengusaha-pengusaha paling sukses di dunia?)
http://imperiumindonesia.blogspot.com

Gak semua anak broken home itu hancur loh !

Diposting oleh camila agustiani di 04.50 0 komentar
Mungkin banyak yang heran. mengapa seseorang berani dan mau mengumbar cerita kehidupan pribadi nya di dunia maya ? pada orang orang yang mungkin hanya mereka kenal lewat dunia maya, pada orang orang yang mungkin tidak benar benar di ketahui nya ? terLebih jika itu adalah cerita yang menyedihkan.
seperti hal nya saya.
tapi tujuan saya membuat posting mengenai “anak broken home” bukan Lah untuk mengumbar kehidupan saya yang tidak menyenangkan itu. tapi hanya untuk memperjelas pikiran pikran negatif tentang anak BH ..
banyak orang yang bilang anak BH tuh kebanyakan pada menyimpang , kelakuannya pada negatif ,pada ga bisa menyesuaikan diri , nakal dsb nya . saya sendiri juga sering denger
"ih tau ga ? si ini hamil? "
"oh yahh ? sama siapa ko bisa?"
"sama si ini .. yahh biasalah dia kan anak BH"
kalo ga saya juga pernah denger
"ehh si ini ga sekolah aja .. udah berbulan bulan"
"oh yaaaaaaaaaaa? kenapa?"
"ya gatu paling mabal , biasalah dia kan anak BH gtu katanya "
JANGAN SALAHIN BROKEN HOME DOOOONG ! itu sih gmana orangnya ! BROKEN HOME BUKAN ALASAN !
 sampe" saya sendiri pernah mengalaminya . seorang guru pernah berkata kepada teman" saya.  guru tersebut berkata "kalian tah genk BOHAK" dan sampesampe temen saya "E" yang punya pacar "L" kebetulan anak BH juga dan guru tersebut bilang ""E" kamu jangan mau sama si "L" dia keluarganya ga bener dia anak BH" . bahkan guru tersebut pernah bertanya kepada sayaa "km anak BH jg kan ya? kamu nakal ga? kamu jangan sampai menyimpang ya !" sampe nanya ke temen" saya "dia orangnya kaya gmana?" dan untunglah temen" saya bilang "baik buu .. ga gmna" kan ga semua anak BH kya gtu" 
SERENDAH ITUKAH ANAK BROKEN HOME DI PANDANGANYA? dan SENAKAL ITUKAH SEMUA ANAK BH DI PANDANGANYA? 
pelisssssss itu lebay gitu yahh ..
ga semua anak BH kaya gitu yah ...
buktinya saya , temen saya D kita anak BH .. tapi kita ga terjerumus sama yang kaya gitu !
terbiasa dengan BH ,ga jadi masalah tuh .. buat kita itu bukan halangan buat kehidupan kita ..
temen" saya banyak yg BH . banyak ko yg pinter , yang berhasil , gak nakal !
HAPUS LAH PANDANGAN NEGATIF TENTANG ANAK BROKEN HOME !
kalo pun ada yang pada nakal kaya gtu TERGANTUNG KESADARAN DIRI MASING MASING .
gausah asal cap "anak BH itu nakal"
BROKEN HOME bukan cuma orang tuanya ceraai, tapi yang keadaan di rumah nya emng ga kondusif ato org tuanya sering berantem itu juga bisa di bilang broken home .
kita emang ga punya keluarga yang sesempurna mereka .
tapi dengan ini kita bisa tau gmna pahit nya hidup , kita tau gimana rasanya hidup tanpa keluarga yang lengkap ,kita bisa hidup lebih mandiri . bahkan dari kecil .
tapi itu semua kita jadiin pelajaran bukan jalan buat jadi orang yang hancur !
 

Camila's blog Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez